Hidupkan Kembali Budaya ( Tradisi Meminta Hujan )
Tradisi mengundang serta meminta hujan
ternyata tidak hanya ada didaerah lain di nusantara ini, namun tradisi
inipun ada dan terjadi di wilayah Desa Teka Iku kecamatan Kangae .
Seremenonial adat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Teka Iku dalam
setiap kegiatan membuka kebun atau musim tanam. Dulu nenek moyang dari
kampung ini selalu membuat ritual bagaimana mendatangkan hujan sehingga
bisa untuk memenuhi kepuasan batin para petani dalam bercocok tanam.
Kebiasaan yang dibuat oleh Lepo Koko Kek ( karena simbol ritual yang
harus digunakan semua perangkatnya ada di ruma lepo Koko Kek.
Ritual
memanggil hujan yang dilakukan oleh tua adat dan lepo KOKO Kek dalam
meminta dilakukan seremonial kalau hujan terjadi musim tanam yang kurang
baik dan kemarau yang berkepanjangan karena terlambatnya hujan. Tugas
dan tanggung njawab dari Lepo Koko Kek atas permintaan masyarakat dan
tokoh adat serta simpatisan mereka akan selalu siap melakukannya. Adapun
persyaratan untuk melakukan seremonial tersebut adalah bagi masyarakat
atau simpatisan harus menyiapkan bako wua ta'a ( siri pinang ,tembako),
ayam ( manu) atau babi( wawi ),uang logam( hoang Rebu) atau lembaran(
Hoang Roun ) secukupnya, juga jangan lupa dengan lilin ( taru ).
Pelaksanaan
ritual adalah di pelataran ( namang Lora) Hubin Natar di watu mahe.
Simbol atau alat yang digunakan seremonial adalah dengan menurunkan Ana
Deo ( Deot ) dari rumah besar Lepo KOKO KEK untuk selanjudnya dimandikan
dengan ungkapan bahasa adat/Latung Lawang.
Kegitan
seremonial ini perlu dihidupkan karena bagi masyarakat atau generasi
sekarang tidak pernah mengetahui lagi bahwa masih ada ritus atau
keyakinan pada benda atau simbol Ana Deo/ DEOT yang dinyakini oleh
masyarakat setempat membawa berkah bagi kehidupan tradisi berkebun atau
bercocok tanam. Banyak budaya serta tradisi di desa Teka Iku tersimpan
serta terselubung dimata generasi sekarang. Padahal angakatan tua dulu
kegiatan dan seremonial serta ritus budaya ini masih tersenutuh .
Sebagian masyarakat merasa prihatin dan sangat disayangkan kalau budaya
tidak dibangun kembali, maka akan terjadi pergeseran budaya lokal yang
bisa membawa pada hilang, lenyap serta tersingkir terbawa zaman.
Ini
semua tergantung dari pemerintah desa untuk bisa mengembangkan program
perkembangan bukan maju di bidang ekonomi,dan sosial masyarakat yang
lainnya, tetapi harus bisa peka terhadap bidang kebudayaan di desa Teka
Iku. Mengapa perlu diragukan. Desa Teka Iku harus dijadikan dan
dikembangkan menjadi desa budaya. Pemerintah desa harus bisa membuat dan
menemukan paradigma baru dengan menjadikan desanya model sebuah desa
"Pariwisata Budaya". Ada peninggalan dan menjadi kampung Asli dua Tokoh
Agung Mo'at Teka dan Mo'at Iku, juga bangunan watu mahe, pelataran
Namang Loran, Kegiatan Tenun Ikat Hubin dan Dusun Wolomude, berbagai
kegiatan industri mengayam Blasin ( oleh Om Suding ), industri alat
dapur ( dandang ,oven dll) milik Om Vitalis, kepintaran mengayam Tirai (
oleh Om Seuz),juga kegiatan industri mebuat dinding dari pelupu (
halar).Panorama Lingkungan yang indah, puncak Gunung Goran yang
dijadikan sebagai aset budaya puncak alam yang indah dll. Masyarakat
memang punya bakat dan kemampuan ,bagaimana sekarang tergantung dari
pihak pemerintah desa mempunyai rasa kreatifitas dan mau berbuat seseatu
untuk desanya. Ini semua menjadi tanggungjawab bersama ,Tokoh
masyarakat, pemerintah, masyarakat, tokoh intelektual,mahasiswa dan
pelajar dari desa Teka Iku,, Tokoh pemuda.
Mari
mambangun mulai dari akar rumput dengan mendekat diri kepada
masyarakat, mengenal betul dengan masyarakat, rasa memiliki dengan
rumput, dan rasa memiliki, rela berkorban demi masyarakat, serta berani
membuat terobosan ( mempromosikan ). Tanggungjawab kita bersama juga
adalah menata serta membentuk masyarakat dengan pola berpikir yang mau
maju serta rasa memiliki dengan desa ini. Mempunyai sikap swadaya utama
,serta menghilangkan rasa ketergantungan pada orang lain ( tunggu nanti
ada bantuan ). Pertanyaannya , kapan kita mau memulai membuat suatu
perubahan pada desa ini ? Jawabannya pada kita semua yang terlibat
langsung dengan pembangunan .
Comments
Post a Comment